Selasa, 12 Juli 2011

Si Penjual Kue


oleh Abu Ahmad
       Pak Amir adalah penjual kue di sebuah Taman Hiburan. Pada suatu hari beliau mendapat berita gembira. Putera Pak Amir telah lahir dengan selamat. Tahukah kamu apa  yang dilakukan Pak Amir?
Beliau mengungkapkan rasa syukurnya dengan pergi ke tengah taman dan mengumpulkan orang-orang.
“Pengumuman, pengumuman. Ayo, mari kumpul semua. Hari ini saya mendapat berita gembira. Saya akan membagikan kue dengan gratis. Ayo, siapa berminat silakan ambil.”
Mendengar pengumuman Pak Amir orang-orang ramai berkerumun. Anak-anak sangat berminat untuk mencicipi kue Pak Amir yang terlihat lezat itu. Namun para orang tua menahan anak-anak mereka untuk segera mengambil kue cuma-cuma itu. Mereka menyangka ada yang tak beres. Entah penjual kue, atau kue-kuenya.
Mungkin saja saja kue-kue itu sudah daluwarsa, tidak enak lagi untuk disantap, sehingga dibagikan gratis. Mungkin juga sih kue-kue itu dibagikan gratis sebagai promosi. Tapi, yang jelas mereka tak ingin anak-anak mereka keracunan karena menyantap kue Pak Amir.
       Hanya ada beberapa  anak beserta  orang tua mereka yang mengambil kue-kue itu. Sungguh kecewa hati Pak Amir. Hanya sedikit orang yang menerima tawaran kue gratisnya. Akhirnya Pak Amir membawa pulang kue-kue yang masih cukup banyak.

Renungan Singkat tentang Pemberian Cuma-cuma

  1. Bagaimana perasaan Pak Amir melihat tawaran pemberian kuenya secara Cuma-Cuma hanya ditanggapi sedikit orang? Menurutmu, kepada siapakah kue-kue yang tersisa itu akan dibagikan?
  2. Bagaimana perasaanmu jika kau punya maksud memberikan suatu hadiah istimewa kepada seseorang, namun ternyata orang tersebut tidak mau menerimanya?

Kisah Pak Amir ada persamaannya dengan kisah para Nabi dan Rasul. Para Nabi dan Rasul itu diutus oleh Allah untuk menawarkan kehidupan bahagia kepada  manusia. Namun kebanyakan manusia tidak mau menerima tawaran tersebut.
Bahkan banyak Nabi dan Rasul yang dimusuhi oleh masyarakat pada zamannya. Ada juga Nabi dan Rasul yang dianggap gila, dicaci-maki, diperangi. Juga ada Nabi yang meninggal dunia dalam menjalankan tugasnya.
Menurut kamu bagaimanakah perasaan Nabi dan Rasul yang dimusuhi orang-orang pada masanya?

Renungan Singkat tentang Nabi dan Kamu!

  1. Tahukah kamu nama Nabi kita dan nama julukannya? Pernahkah kamu membaca atau mendengar riwayat hidup beliau?
  2. Bagaimana sikap kaum Nabi kita terhadap Beliau? Bagaimanakah perasaan Nabi kita menghadapi ulah kaumnya?
  3. Menurut pendapatmu, hadiah istimewa apakah yang diberikan Nabi kita  kepada kita? Beliau ingin kita hidup berbahagia dengan pedoman kitab suci al-Qur’an, bukan?
  4. Sudahkah kamu menerima tawaran Nabi untuk menjalani  kehidupan dengan berpedoman kepada al-Qur’an? Kalau belum, bersediakah kamu menerima tawaran Beliau saat ini juga? Marilah kita belajar, membaca, memahami, lalu melaksanakan ajaran kitab suci kita!

Bacaan

Al-Qur’an surat ke-21, Al-Anbiya – Kisah Para Nabi

Nukilan Al-Qur’an

Kami tiada mengutus engkau, melainkan kepada seluruh ummat manusia untuk memberi kabar gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” QS Saba’, 34: 28.

Doa


“Ya Allah, Yang Mahapengasih…. Berilah salam dan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw beserta keluarga beliau. Semoga kami dapat berjumpa beliau di akhirat kelak. Amin.”

“Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami apa yang telah Engkau janjikan untuk kami kepada Rasul-rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat; sesungguhnya Engkau tiada memungkiri janji.” QS Ali-Imran, 3: 194.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar