Selasa, 26 Juli 2011

Orang yang Murah Hati


oleh: Abu Ahmad

Seorang laki-laki membawa dua buah kantong berisi uang. Ketika sholat di masjid, orang itu meletakkan kedua kantong di samping tubuhnya. Karena kelelahan dan mengantuk, ia tertidur setelah selesai sholat. Saat bangun tidur ia terkejut bukan main, kantong uangnya lenyap dari sisi tubuhnya.
Kemudian ia memandang ke sekeliling ruangan. Orang itu melihat seorang laki-laki lain sedang berdiri mengerjakan sholat. Akhirnya iapun mendekati laki-laki itu. Selesai sholat laki-laki itu bertanya kepadanya,” Ada apa, Tuan?”
“Begini, Tuan. Tadi saya tertidur di sebelah sana. Saya meletakkan kantong uang di samping tubuh saya. Namun, ketika saya terbangun kantong uang saya telah lenyap diambil orang. Dan saya perhatikan, di ruangan ini tidak ada orang lain kecuali saya dan Tuan … “

Renungan Singkat tentang Kehilangan

  1. Pernahkah kamu kehilangan uang atau barang? Bagaimana perasaanmu?
  2. Menurutmu, bagaimana sifat orang yang kehilangan uang di masjid itu?
  3. Bagaimana sikap orang yang kehilangan uang terhadap satu-satunya orang yang ditemuinya di masjid itu? Apakah ia sekadar bertanya, mengadu atau menuduh orang itu telah mengambil kantong uangnya?

Orang yang dilapori tadi bertanya, “Berapa jumlah uang di kantong yang hilang itu?”
“Seribu dinar,” jawab orang yang kehilangan.
“Baiklah, tunggu sebentar di sini”. Orang yang dilapori itu pulang ke rumahnya sebentar dan kembali lagi dengan membawa kantong berisi uang seribu dinar. Lalu uang itu ia serahkan kepada orang yang kehilangan.
Setelah menerima uang seribu dinar, orang itu bergegas ke tempat teman-temannya biasa berkumpul.
       Baru saja ia akan bercerita soal kehilangan uang, temannya sudah berseru,” Hei …. Kau membawa kantong uang lagi ! Sesungguhnya kantong uangmu ada pada kami. Kami hanya ingin bercanda saja. Ini kantong uangmu. Silakan ambil.”  Teman-temannya tersenyum, mungkin geli melihat canda mereka berhasil.
Orang itu lalu bertanya kepada teman-temannya, siapakah sebenarnya orang yang telah memberikan uang kepadanya. Setelah diberi tahu ciri-cirinya, temannya ada yang menjawab, ” O … beliau adalah Imam Ja’far Al-Shiddiq”.
Setelah mengetahui hal itu, orang yang tadi kehilangan uang segera menjumpai Imam Ja’far untuk mengembalikan uang beliau. Namun Imam Ja’far menolak pengembalian itu!
“Sesungguhnya bila kami telah menyerahkan suatu pemberian, maka kami tidak akan menariknya kembali”.
O, indah sekali sifat murah hati!

Renungan tentang Allah dan Kamu

  1. Tahukah kamu siapa Imam Ja’far Al-Shiddiq? Jika kamu belum tahu, bersediakah kamu mendengarkan Ayah atau Ibumu menceritakan siapa Imam Ja’far itu?
  2. Tahukah kamu bahwa Imam Ja’far bermurah hati karena meniru sifat Allah yang Maha Pemurah? Dapatkah kamu menunjukkan ayat yang menyatakan bahwa Allah Maha Pemurah?
  3. Maukah kamu bersyukur atas segala karunia Allah yang telah dilimpahkan kepadamu? Serukanlah: “Alhamdulillah ya Rahmaan ya Rahiim … Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih …. Maha Penyayang …. “

Bacaan
Al-Qur’an surat Al-Baqarah, 2: 261 – 264

Nukilan Al-Qur’an
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Allah seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, Pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji, dan Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Sungguh Allah Mahaluas karunianya, lagi Maha Mengetahui”.
QS Al-Baqarah, 2: 261

Doa
“Ya Allah yang Maha Pemurah, kami mohon limpahkanlah karunia-Mu. Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang murah hati, tidak kikir terhadap sesama. Amiin.,,”

+++++

Tidak ada komentar:

Posting Komentar