Senin, 11 Juli 2011

Dongeng Bintang


oleh: Abu Ahmad
Kamu pasti pernah mendengar lagu Bintang Kecil ciptaan Pak A.T. Mahmud;
Bintang kecil di langit yang tinggi
Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada….
Nah, malam itu langit cerah sekali. Bintang-bintang bertaburan, tampak berkelap-kelip di hamparan langit luas. Gita, 10 tahun, terpesona memandang angkasa. Andai sungguh kudapat terbang ke sana, harapnya.
       Gita beranjak dari ambang jendela menuju pembaringan. Sambil berbaring pun Gita masih membayangkan harapannya: andai aku sungguh-sungguh dapat pergi ke bintang, apa yang akan kujumpai?

Renungan Singkat tentang Bintang

  1. Benarkah bintang itu betul-betul kecil? Menurutmu, lebih besar mana bintang atau kota tempat tinggalmu?
  2. Tahukah kamu mana yang paling besar di antara ketiga benda ini: bulan, bumi dan bintang?
  3. Tahukah kamu berapakah jumlah bintang yang ada di langit? Menurutmu siapakah yang mampu menghitung jumlah bintang?

Tiba-tiba Gita mendengar suara dengung dari halaman rumah, dan …….
“Gita…!”
O, itu suara ayah memanggil. Gita bergegas keluar  kamar menuju sumber suara.
“Ya, Ayah….I  am coming….I am coming……”, sambil berseru menyahut panggilan Ayah, Gita berlari-lari kecil.
      Namun, alangkah terperanjatnya Gita melihat benda yang ada di halaman  rumah: sebuah piring terbang! Ya, sebuah pesawat luar angkasa yang mungil. Pesawat itu seperti terbentuk dari dua buah piring besar uang ditangkupkan. Ah…indah sekali…!
“Hey…jangan bengong saja. Ayo naik, Gita. Kita akan tamasya….”.
Sungguh Gita termangu sebentar, sebelum menaiki tangga pesawat itu dengan sedikit gamang. Aku tak tahu, sejak kapan Ayah punya pesawat dan rencana tamasya seperti ini. Gina membaca doa naik kendaraan:
Bismillaahi majreeha wa mursaahaa, inna Robbi laghofuururRohiim….Dengan nama Allah yang menjalankan dan melabuhkan kendaraan ini, sesungguhnya Tuhanku MahaPemaaf lagi MahaPengasih….”
       Begitu masuk, Gita melihat panel kemudi dengan takjub. Dan Ayah hanya menyentuh lembut sebuah tombol, maka pesawat mulai melayang.
O….Subhanallah….Betapa cepat pesawat melaju. Dalam beberapa detik bumi tercinta sudah tertinggal jauh….jauu…..uu..uu…h sekali. Entah berapa ribu kilometer, Gita tak tahu.
Alam sekeliling tampak hitam. Sunyi. Di kejauhan tampak sinar-sinar bintang.
       Tiba-tiba dengan kekuasaan Allah Yang Mahaagung Gita dapat mendengar suara-suara pujian di keluasan alam raya. Paduan suara itu begitu ritmis (indah berirama) dan khidmat. Subhanallah…. subhanallah…. subhanallah…. subhanallah…..
Gita menggigil dan merinding. Juga terpesona.
       “O, Ayah….Apakah Ayah mendengar suara-suara itu?”
       Ayah Gita memandang heran. “Suara-suara apa, Gita?”
       “Suara pujian, Ayah. Suara yang kudengar berbunyi: subhanallah… subhanallah…”
Ayah Gita terdiam sebentar, nampak beliau terkejut. Lalu kedua bahu Gita dipegangnya.
      “Gita, Ayah kira atas kuasa Allah, kau dapat mendengar bintang-bintang bertasbih kepada Allah. Ayah teringat akan salah satu ayat al-Qur’an surat al-Jumu’ah (62) ayat pertama: “Telah bertasbih kepada Allah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Allahlah Raja Yang Mahasuci, Mahaperkasa lagi Mahabijaksana….’.”
      “Subhanallah, benarkah itu, Ayah? Benarkah aku dapat mendengar tasbih bintang-bintang?”
       Ayah tersenyum,”Insya-Allah benar, Gita”.
       Tiba-tiba senyum Ayah melenyap. Ayah Gita melihat panel pesawat dengan serius. Gita cemas.
       “Ada apa, Ayah?”
      “Gita, tetaplah duduk di kursimu, pakai sabuk pengaman. Sebentar lagi kita akan menghadapi badai.”
      “Ya Allah…!” Gita berseru dalam hati. Wajahnya pucat dan badan sedikit gemetar.
      Tak berapa lama kemudian apa yang ditakutkan mereka mucul di depan mata. Hujan dan badai meteor menghampiri pesawat mereka dengan cepat.
      Ayah Gita berusaha melepaskan diri dari daerah pusaran badai, namun tak berhasil. Pesawat Gita memasuki wilayah hujan meteor. Ayah Gita mengemudikan pesawat dengan sigap. Pesawat itu meliuk-liuk menghindari batu-batu meteor yang ukurannya beragam.
Namun, sungguh mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Setelah menghindari sebuah meteor sebesar bukit kecil, pesawat mereka tiba-tiba berhadapan dengan meteor sebesar rumah. Dan musibah itu pun datanglah. Pesawat Gita bertabrakan keras dengan meteor. Gita pingsan tak sadar diri.
      Alam sekeliling terasa gelap bagi Gita. Hening. Senyap. Sampai beberapa saat kemudian, Gita merasakan tubuhnya diguncang-guncang orang.
       “Gita, bangun, Gita. Ayo bangun. Ayo kita sholat Shubuh”.
       “Lho, sholat Shubuh?” Gita bergumam. “Memangnya aku di mana?” Gita mengucak-ucak mata, lalu membukanya.
       “Hah…, masya-Allah…” Gita mendapati dirinya terbaring di ranjang sendiri.
      “Ya Allah …. perjalanan ke luar angkasa naik piring terbang itu cuma mimpi tho….!” Gita bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepala.
      Ayah Gita cuma bisa bengong melihat tingkah putrinya. Akhirnya beliau pun turut menggeleng-gelengkan kepala………

Renungan tentang Allah dan Kamu

  1. Pernahkah kamu mendengar ada orang yang bisa bicara dengan hewan? Siapakah Nabi yang bisa bicara dengan hewan?
  2. Menurutmu, mungkinkah Gita dapat mendengar suara bintang bertasbih, jika Allah menghendaki?
  3. Allah menyatakan, sesungguhnya seluruh alam semesta ini bertasbih memuji Allah. Tahukah kamu cara ikan dan burung bertasbih?
  4. Maukah kamu bertasbih memuji Allah bersama alam semesta dan seluruh penghuninya? Nah, kita dapat memuji Allah, baik dengan membaca doa, wirid, sholat, maupun tingkah laku kita yang baik. Insya-Allah…!

Bacaan

Al-Qur’an surat 16: 49; 59: 1; 61: 1; 62:1.

Nukilan Al-Qur’an

“Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana..” QS Ash-Shaff, 61: 1

Doa

“Ya Allah Yang Mahamulia…..Mahasuci Engkau ya Allah… Mahasuci Engkau ya Allah…. Mahasuci Engkau ya Allah ….Ampunilah kami ya Allah …. , sesungguhnya Engkaulah Yang Mahapengampun dan Maha penerima taubat. Amin…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar