Rabu, 27 Juli 2011

Andai Ayah Kami Gugur


oleh: Abu Ahmad

Hari Raya adalah hari bahagia bagi semua orang. Namun Nabi Muhammad saw melihat keanehan. Beliau melihat ada seorang anak berpakaian kumal sedang bersedih. Sementara tak jauh dari anak itu banyak anak lain berpakaian bagus sedang bergembira. Akhirnya Nabi saw mendekati anak yang berduka itu. Anak itu duduk sambil menangis.
“Wahai anak kecil, mengapa engkau bersedih dan tidak bermain bersama teman-temanmu?” Nabi menegur anak kecil itu dengan lembut. Namun rupanya anak kecil itu belum mengenal Nabi Muhammad saw. Dia menjawab sambil tetap menangis.
“Biarkan aku, Tuan! Ayahku telah gugur dalam salah satu peperangan bersama Nabi Muhammad. Kemudian ibuku menikah lagi. Ayah tiriku tidak menyayangiku, malah mengusirku. Sekarang aku tidak memiliki makanan, minuman, pakaian atau rumah tempat tinggal. Aku menangis sedih saat melihat anak-anak lain bermain riang gembira. Mereka masih memiliki ayah dan ibu, Mereka dapat memakai pakaian yang indah. Sedangkan aku di sini sendiri. Aku sangat sedih”.

Renungan Singkat tentang Duka-derita

1.             Pernahkah kamu berduka sampai menangis?
2.            Siapakah yang menghiburmu saat kamu bersedih?
3.            Bagaimana perasaanmu jika kamu jadi anak yang ditemui Nabi Muhammad saw seperti dalam kisah di atas?
4.            Menurutmu, bagaimana cara kita menolong anak yang berduka itu?

Mendengar cerita anak kecil itu Nabi Muhammad saw sangat terharu. Beliau lalu menggenggam tangan anak tersebut seraya bertanya, “Wahai anak kecil, sukakah kamu kalau aku, Muhammad, menjadi ayahmu. ‘Aisyah sebagai ibumu, Fathimah sebagai saudaramu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan Husain sebagai saudara-saudaramu?”
O, betapa terkejutnya anak itu tatkala tahu orang mengajaknya bicara adalah Rasulullah saw. Ia menjawab lantang, “Bagaimana aku tak suka, ya Rasulullah … !“
Segera Rasulullah membawa anak tersebut pulang. Beliau mengganti pakaiannya, memberinya makan-minum secukupnya. Lalu sang anak keluar dari rumah Rasulullah dengan ceria menjumpai teman-temannya. Tentu saja teman-temannya tyerkejut melihat perubahan tersebut.
“Hei, tadi kau menangis sedih. Kini kau tertawa-tawa. Apa yang menyebabkan kegembiraanmu?”
Sang anak menjawab, “ Tadi aku kelaparan, kini aku sudah kenyang. Tadi aku berpakaian kumal, kini aku sudah rapi. Sebelum ini aku yatim, kini Rasulullah saw menjadi ayahku, ‘Aisyah ibuku. Fathimah saudaraku, Ali pamanku, Hasa Husain saudara-saudaraku.”
Mendengar jawaban anak itu, teman-temannya berkata, “Aduhai alangkah senangnya seandainya ayah kamui pun gugur dalam peperangan!”
Demikianlah sang anak yatim tadi tetap dipelihara Nabi Muhammad saw hingga beliau wafat.

Renungan tentang Allah, Nabi dan Kamu

1.             Tahukah kamu bahwa Nabi Muhammad saw bersifat welas asih karena meniru sifat Allah Yang Maha Pengasih? Allahlah yang memberi kita kehidupan dan menjaga kelangsungan hidup kita.
2.            Tahukah kamu bahwa kadang-kadang orang  yang bermaksud baik pun dapat disalah mengerti? Seorang ayah yang akan mencabut duri dari kaki anaknya tentu saja bermaksud baik. Menurutmu, apakah sang ayah tersebut tetap akan mencabut walaupun anaknya tidak setuju?
3.            Menurutmu, apakah pemberian Nabi yang terbaik bagi kita? Bagaimana kita berterimakasih kepda Nabi kita?

Bacaan

Al-Qur’an  surat 2: 177, 218, 254 ; 3: 92

Nukilan Al-Qur’an

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat, dan ia  banyak menyebut Allah.”
QS Al-Ahzab, 33: 21

Doa

 Ya Allah, berilah salam dan shalawat kepada junjungan kami  Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat  beliau. Amiiin.

+++++++

Tidak ada komentar:

Posting Komentar